Derap Langkah Sulaiman Mewujudkan Peradaban

Ilustrasi
Bagian ini akan menggambarkan bagaimana langkah-langkah Nabi Sulaiman mewujudkan cita peradabannya. Judulnya lebih tepat disebut langkah-langkah Nabi Sulaiman membangun peradaban dengan keunggulan budaya. Sebab apa yang dilakukan beliau bukanlah sesuatu yang kecil melainkan tradisi-tradisi yang merupakan bahan bangunan peradaban itu sendiri.

Untuk memahami langkah-langkah Nabi Sulaiman a.s. membangun peradaban ini, yang pertama kali perlu dipahami adalah kerja-kerja yang dilakukan merupakan kerja kolektif untuk membangun sebuah tujuan besar. Kolektivitas ini merupakan unsur terkuat dari peradaban itu sendiri. Sehingga proses pembangunan obsesi adalah obsesi kolektif.

Kiat Hidup Bersama Al - Qur'an

Rijalul Imam
MUQADDIMAH

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, kepada keluarga juga para sahabatnya. wa ba'du.

Sudah menjadi tradisi di kalangan umat Islam ketika memasuki bulan Ramadhan dan musim-musim kebaikan lainnya menghabiskan sebagian banyak waktunya di hadapan mushaf untuk bersungguh-sungguh dalam membaca Al-Qur'an dan mengkhatamkannya berulang kali, bahkan saling berlomba-lomba untuk mengkhatamkan sebanyak-banyaknya.

Eksklusivitas Gerakan Mahasiswa

Hari gini masih ada organisasi mahasiswa yang eksklusif? Eit, jangan salah. Buka mata lebar-lebar. Di era keterbukaan dan keragaman Indonesia macam sekarang, sensitivisme keakuan organisasi di level manapun masih merajai. Sebut saja partai politik. Lembaga ini selayaknya menjadi perwakilan seluruh aspirasi masyarakat Indonesia yang beragam dari Sabang sampai Merauke di tingkat parlemen. Maka tak heran jika negeri kita tercinta menganut sistem multipartai.

Indonesia yang terdiri dari sekian ratus suku, bahasa, dan kebudayaan tidak bisa dipaksakan untuk mengarus pada dua poros, buruh dan republik, seperti halnya Amerika yang berkultur industri. Kebhinekaan Indonesia mengarahkan negeri ini untuk tidak hanya dapat diwakili afiliasinya oleh dua partai karena memang unsur perbedaan tujuan dan cara menjadi ragam yang wajar untuk mewujud dalam banyak partai. Demikianlah realitas demokrasi yang mesti kita terima dan syukuri sebagai kesempatan berkembang. Freedom of Association yang demikian, kata Jimly Asshidiqie, bisa menjadi kekuatan tersendiri bagi mereka yang memahami bagaimana pemanfaatan keragaman tersebut.

Yang mengherankan yakni apabila satu atau masing-masing partai politik itu mengklaim bahwa ialah yang terbaik dan tidak membutuhkan partai lain dalam mengisi kepemimpinan negeri ini. Nonsense. Kemenangan salah satu partai politik dalam kancah nasional tidak mungkin berujung pada kekuasaan tunggal partai tersebut dalam memimpin. Dibutuhkan grup koalisi yang menguatkan sang pemenang dan grup oposisi sebagai penyeimbang dan pengontrol.

Hal ini berlaku pula pada gerakan mahasiswa. Mahasiswa yang telah mengelompokkan diri dalam satu afiliasi visi yang sama akan bergerak sinergis dengan apa yang menjadi visi dan ideologinya dalam sebuah wadah organisasi. Tentu saja tidak semua ormawa (organisasi mahasiswa) memiliki corak gerak yang sama. Sesungguhnya, kekayaan gerak itu mampu menjadi pelengkap yang kian menyempurnakan gerak perubahan dan perbaikan masyarakat, jika itu disadari.

Namun, tak jarang rupanya, pergerakan mahasiswa yang menginduk ‘ayah semangnya’ di parlemen (parpol). Ia seolah tak ingin memiliki pesaing dalam memimpin negara kecilnya di kampus ataupun luar kampus. Sinisme semacam ini rawan menimbulkan aksi saling menjatuhkan yang kurang sehat dan malah membuat lalai dari tujuan awal meretas perubahan masyarakat. Tidak ada kerja sama. Tidak boleh bersentuhan ranah. Branding nama organisasi pibadi-lah yang paling utama, dll.

Eksklusivitas gerakan mahasiswa demikian sama sekali tidak menunjukkan kedewasaan organisasi. Realitas masyarakat masa kini mewajah dengan segala kompleksitas masalah yang menuntut tidak hanya satu tipe corak gerakan mahasiswa saja. Itu patut disadari oleh para pemuda yang menisbatkan diri dalam dunia pergerakan. Konsekuensinya, ada dua hal. Pertama, setiap gerakan mahasiswa sedapat mungkin mampu mengkover kebutuhan masyarakat secara general dan utuh. Tetapi perlu diingat, ini bukan suatu nilai mutlak. Harus ada memang organisasi mahasiswa yang mengkarakterkan diri sebagai gerakan yang general seperti itu. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, KAMMI, contohnya. Tidak hanya bergerak di ranah sosial-politik, KAMMI mewujudkan dirinya sebagai organisasi yang ingin mengusung Islam pada tataran bangsa dan negara. Intinya, landasan gerakannya pun terpondasi oleh Islam, pun demikian segala pendekatan dan metode yang diejawantahkan organisasi ini.  Selain itu, KAMMI juga mewadahi munculnya aksi-aksi di bidang skill khusus dalam gerakannya. Hal-hal tersebut mengarahkan subjektivitas penulis pada pendapat bahwa KAMMI layak menjadi contoh organisasi yang ranah gerakannya general dan luas.

Di sisi lain, fakta mengatakan bahwa tidak semua organisasi mahasiswa bergerak dalam payung yang lebar. Sangat banyak ormawa dalam maupun luar kampus yang memiliki spesialisasi gerak, dalam bidang jurnalistik, lingkungan, dll, misalnya. Nah, fakta ini sepatutnya menyeret kita pada pemahaman akan konsekuensi kedua yakni seruan untuk ormawa agar mampu bergerak juga dalam orbit keselarasan dengan ormawa lain. Poinnya tidak jauh dari hal yang telah sebelumnya diungkapkan yakni untuk memperkaya varian gerakan kita di dunia sosialita masyarakat.

Ekslusivitas gerakan, dalam sisi tertentu, masih harus dijaga oleh setiap ormawa. Namun, pembahasaannya tidak serupa dengan eksklusif dalam artian antipati terhadap gerakan lain. Tepatnya, ormawa sebisa mungkin menjaga karakter dasar gerakannya. Kekhasan gerak organisasi tetap menjadi amanah bagi tiap-tiap penggeraknya untuk dilestarikan. Sedangkan inklusivitas dalam arti keterbukaan juga tidak wajar jika dimaknai meleburkan nilai dan pondasi organisasi demi suatu kepentingan atau keinginan untuk diterima yang mengakibatkan rusaknya karakter dan citra organisasi.

Masyarakat secara kasat pasti sudah terlampau jenuh dengan gontok-gontokkan di parlemen sana yang pada ujungnya melupakan mereka yang juga bagian dari unsur negara. Gerakan mahasiswa sepatutnya memberikan rona segar dan harapan bahwa kita berbeda. Tujuan sama untuk mensejahterakan kehidupan bangsa, salah satunya, kita realisasikan dengan cara yang berbeda dan dewasa. Bukan dengan menunjukkan adigdaya namun dengan semangat perbaikan dan kebersamaan. Ketakutan akan kekuatan lain di luar organisasi kita sehingga muncul upaya menghalangi gerakan lain untuk tumbuh bukan mental ormawa pejuang. Perlu dicatat, statemen ini tidak berlaku bagi gerakan yang memang nyata mengusung proyek perusakan seperti liberalisasi, sekularisasi, hedonisme, dan kawan-kawannya. Sebaliknya, keyakinan akan nilai yang terinternalisasi pada diri gerakan kitalah yang semestinya terus dikuatkan dengan tetap memberi kesempatan ormawa lain berkembang dengan gerak perbaikan khasnya.

Organisasi mahasiswa yang dewasa adalah organisasi yang melejit dengan kiprahnya tapi juga mampu menstimulus gerakan lain untuk berkembang. Dari KAMMI untuk Indonesia dan dunia.


*Sofistika Carevy Ediwindra
Sekretaris Umum KAMMI MADANI

http://kammimadani.wordpress.com/2012/11/05/eksklusivitas-gerakan-mahasiswa/

Akhwat Kontemporer

Akhwat memegang peranan penting dalam laju roda pergerakan organisasi mahasiswa terbesar di negeri ini, KAMMI. Sayangnya, dalam ranah nasional, wilayah, daerah, maupun komisariat, kiprah akhwat KAMMI terkadang masih kalah eksis terdengar gaungnya. Entah karena keberpihakan media pada gender ikhwan atau memang dobrakan gerakan kaum hawa ini masih kurang.

Ini bukan soal perseteruan tak sehat yang membawa pada keakuan gender yang tak berujung. Gerakan kemahasiswaan di era terbuka ini membutuhkan sinergitas baik ikhwan pun akhwat untuk mengisi relung kosong negeri ini dengan kontribusi khas perbaikan. KAMMI yang merupakan gerakan berbasis kader, telah mengantongi manhaj yang tersusun integral dengan muara muslim negarawan (pemimpin) bagi seluruh kadernya.

Negeri khatulistiwa ini masih didominasi kuat oleh kuantitas wanita sebagai penduduknya. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi gerakan akhwat KAMMI. Masalah yang muncul, tak jauh dan kebanyakan, bersentuhan dengan ranah wanita. Mulai dari masalah kemiskinan, keterbelakangan pendidikan, KDRT, eksploitasi wanita, kesehatan, kekurangterlibatan wanita di ranah pengambil kebijakan nasional hingga internasional menjadi PR bagi akhwat KAMMI untuk digarap. Bisa dibilang, 100% tak ada satupun bidang kehidupan yang lepas dari kebutuhan kiprah akhwat di dalamnya.

Ya, ternyata di pundak kita, akhwat KAMMI, tersemat ragam amanah yang tak hanya butuh ditonton saja. Lalu apa? Apa yang bisa dilakukan oleh muslimah dengan sandangan muslim negarawan ini? Merujuk pada Ijtihad Membangun Gerakan buah gagasan Amin Sudarsono (2010) , terdapat beberapa hal konkret yang menjadi bekal sekaligus gerakan muslimah KAMMI. Pertama, menjaga sustainability pengkaderan. Pengkaderan nihil tanpa adanya citra baik yang diwajahkan akhwat KAMMI. Hal ini menuntut masuknya akhwat KAMMI dalam bidang strategis dan bergengsi baik di kampus, daerah, maupun nasional.

Kedua, pengembangan dan penyebaran pemikiran. Kuatnya ideologi keKAMMIan merupakan senjata dari idealisme yang selama ini KAMMI bangun. Terpaut di dalamnya perlunya kesiapan ruhiyah, ilmu, dan fisik kuat dari akhwat KAMMI. Tanpanya, ideologi yang diinternalisasi melalui pembinaan kader akan loyo dan tidak mantap merasuk ke jiwa kader akhwat KAMMI.

Selanjutnya, menjadi bidang akhwat KAMMI yakni pada aspek advokasi perempuan. Objek dakwah akhwat bukan melulu mereka yang juga telah berhijab. Maka tak selayaknya akhwat KAMMI hanya bergaul dengan sesama jenisnya saja (eksklusif). Sudah saatnya para akhwat membongkar kebiasaan lama dan beranjak pada gerakan memperlebar sayap gerak. Advokasi membutuhkan analisis dan pemahaman akan medan yang menjadi ladang garapan. Analisis merujuk pada masalah yang mengemuka dengan mengorelasikan pada sumber daya yang mampu menjadi katalisator penyelesaian masalah. Fungsi advokasi inilah yang semestinya dimainkan oleh akhwat KAMMI yang kaya akan ideologi.

Keempat, pendorong perubahan. Perubahan, tidak dipungkiri akan terjadi dalam setiap lapisan masyarakat. Bukan tak mungkin pula, perubahan wajah wanita Indonesia yang masih lekat padanya hawa marjinalisasi diawali oleh akhwat KAMMI yang terus bergerak dalam upaya dinamisasi perubahan.

Kelima, unsur pemberdayaan perempuan. Inilah unsur pembeda yang menjadi kesempatan mewujudkan aksi yang dirancang akhwat KAMMI. Skill di sisi ini menjadi modal utama. Skill domestik maupun publik adalah dua hal wajib untuk dikuasai akhwat. Akhwat yang mampu merangsek ke setiap lini perempuan dan masyarakat secara umum dengan bekal yang kokoh mampu menjadi saka bagi keutuhan pergerakan.

Menjadi akhwat KAMMI adalah sebuah anugerah. Dalam keanggunan terbalut ketangguhan. Menjadi akhwat KAMMI berolah padanya pelatihan menjadi menejer di segala bidang. Tak hanya politik, namun juga domestik. Tak hanya internasional-nasional, tapi juga keluarga dan masyarakat di hadapan. Kesatuan akhwat yang mewujud dalam KAMMI tak hanya tanggung jawab Pusat namun juga komisariat sebagai penyokong utama gerak KAMMI. Maka memasifkan hubungan emosional dan kultural antarkomsat, daerah-komsat, wilayah-daerah, hingga pusat-daerah menjadi ihwal yang tak terelakkan. Jangan harap loyalitas akhwat KAMMI atau kader KAMMI secara umum muncul jikalau tidak terbangunnya relasi antarinternal KAMMI tersebut. Tak pelak, kaderisasi yang di dalamnya memuat penguatan kader menjadi gerakan abadi KAMMI kini dan nanti.


*Sofistika Carevy Ediwindra
Sekretaris Umum KAMMI MADANI 2012/2013

Sumber http://kammimadani.wordpress.com/2012/11/03/akhwat-kontemporer/

Save Blok Mahakam, Save Indonesia”


Blok Mahakam merupakan salah satu ladang gas terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi sekitar 2.200 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Cadangan blok Mahakam sekitar 27 triliun cubic feet (tcf). Sejak 1970 hingga 2011, sekitar 50% (13,5 tcf) cadangan telah dieksploitasi, dengan pendapatan kotor sekitar US$ 100 miliar. Cadangan yang tersisa saat ini sekitar 12,5 tcf, dengan harga gas yang terus naik, blok Mahakam berpotensi pendapatan kotor US$ 160 miliar atau sekitar Rp 1500 triliun!

Tapi ironisnya, Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Mahakam yang ditandatangani pemerintah dengan Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation (Jepang) pada 31 Maret 1967, beberapa minggu setelah Soeharto dilantik menjadi Presiden RI ke-2. Kontrak berlaku selama 30 tahun hingga 31 Maret 1997. Namun beberapa bulan sebelum Soeharto lengser, kontrak Mahakam diperpanjang selama 20 tahun, sehingga kontrak akan berakhir pada 31 Maret 2017.

Karena besarnya cadangan tersisa, pihak asing telah kembali mengajukan perpanjangan kontrak. Di samping permintaan dari manajemen Total, PM Prancis Francois Fillon telah meminta perpanjangan kontrak Mahakam pada kesempatan kunjungan ke Jakarta Juli 2011. Disamping itu Menteri Perda­ga­ngan Luar Negeri Pran­cis Ni­cole Bricq kembali meminta perpanjangan kontrak saat kunjungan Jero Wacik di Paris, 23 Juli 2012. Belum puas melakukan negoisasi, untuk mengamankan kepentingannya, komprador asing kembali  melakukan pertemuan antara CEO Inpex Toshiaki Kitamura dengan Wakil Presiden Boediono dan Presiden SBY pada 14 September 2012

Kondisi ini jelas memprihatinkan dan jelas melanggar UU Migas No.22/2001. Dalam konstitusi ditegaskan jika kontrak migas berakhir, pengelolaannya dapat diserahkan kepada BUMN. Dalam hal ini, Pertamina sudah menyatakan keinginan dan kesanggupan mengelola blok Mahakam sejak 2008 hingga sekarang. Namun banyak pihak yang rupanya menginginkan bangsa ini dikuasai asing dan berusaha menggagalkan rencana Pertamina tersebut. .

Kita layak khawatir proses blok Cepu yang diserahkan pada Exxon (2006) mungkin terulang pada Blok Mahakam. Jika proses advokasi terhadap Blok Mahakam tidak dijalankan, kita layak mengibarkan bendera setengah tiang dimana BUMN Indonesia akan kembali menjadi pecundang, rakyat Indonesia juga akan kembali dirugikan!!!

Maka, sebagai salah satu elemen bangsa, KAMMI berusaha bergerak dan mengadvokasi kepentingan energi nasional dan tidak akan pernah membiarkan kepentingan asing terus mendominasi kebijakan dan penguasaan energi nasional. Blok Mahakam adalah milik rakyat Indonesia dan harus dikelola pemerintah Indonesia.
Merespons kondisi tersebut, Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia menyatakan sikap :
  1. Menuntut tegas kepada pemerintahan SBY-Boediono untuk melakukan nasionalisasi seluruh asset tambang nasional
  2. Meminta kepada pemerintahan SBY-Boediono untuk memutus kontrak Blok Mahakam paling lambat 31 Desember 2012
  3. Mendukung pemerintah melalui PT Pertamina mengelola Blok Mahakam sejak berakhirnya kontrak dari Total  EP pada 31 Maret 2017

Jakarta, 16 Oktober 2012

Muhammad Ilyas Lc
Ketua Umum PP KAMMI
Kontak Person:
Sugeng 081385754066
Dindin 0813 8386 6267

Sumber : http://kammi.or.id/pernyataan-sikap-kammi-save-blok-mahakam-save-indonesia/

Syariat Islam di Aceh Tidak Ada Hubungan dengan HAM

BANDA ACEH – Puluhan anggota Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh menggelar aksi di Bundaran Simpang Lima Kota Banda Aceh, sekitar pukul 10.30 WIB, Selasa, 16 Oktober 2012.

Pantauan atjehpost.com di lokasi, para peserta aksi dilengkapi alat peraga berupa sepanduk dan juga kertas karton bertulisan “SAVE SYARIAT Islam”. Massa juga bergantian melakukan aksi sambil berteriak selamatkan syariat Islam di Aceh.

Koordinator Aksi sekaligus pimpinan KAMMI Aceh, Fasil Qasim mengatakan, aksi dilakukan serentak di beberapa daerah di kabupaten kota di Aceh. Semua aksi tersebut mengangkat tema yang sama.

Kata Faisal Qasim, tempat-tempat atau daerah yang menggelar aksi adalah Langsa, Meulaboh, Aceh Utara, dan Lhokseumawe.

Dia mengatakan, penegakan Syariat Islam di Aceh tidak ada hubungannya dengan Hak Asasi Manusia (HAM).

“Kita harapkan pemerintah dan masyarakat serta elemen-elemen lain serius dan berkomitmen dalam menjalankan syariat Islam di Aceh,” ujar dia.[atjeh post)
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Info KAMMI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger