Oleh : Ulfah kader Semarang
Berbicara
tentang kondisi suatu pergerakan, maka kita berbicara seberapa dalam
kita mengetahui sebuah progresifitas dalam konteks kekinian. Pembacaan
dalam realitas Indonesia yang sekarang pun erat kaitannya dengan sejauh
mana kontribusi KAMMI sebagai organisasi ekstra parlementer, mampu
menjadi penyambung aspirasi rakyat. Pasca reformasi sendiri menjadi
potret perjuangan KAMMI menjajaki perannya sejak momentum penggulingan
rezim Soeharto hingga hari ini.
Telah 14 tahun lamanya, KAMMI menjadi penyambung lidah masyarakat. Keberadaan KAMMI telah meretas 33 provinsi dan
492 kabupaten/kota di seluruh Indonesia dalam rangka merekrut kader dan
mengontrol pemerintahan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
diseluruh Indonesia. Hal ini menjadi kekuatan KAMMI secara kuantitas.
Sedangkan secara kualitas, KAMMI berupaya secara kontinyu melahirkan
kader-kader pemimpin masa depan. Hasil yang didapat pun terlihat di
tataran pemerintah bahwa deklarator KAMMI berhasil mengambil peran
strategis tersebut.
Terlepas
dari kekuatan KAMMI di pelbagai pandangan, perlu kita mengantisipasi
kelemahan yang mungkin menghinggapi organisasi ideologis ini. Berpatokan
pada formula kaderisasi, kontribusi kepada masyarakat dan konsistensi
kritis terhadap kebijakan pemerintah, maka rekonstruksi gerakan KAMMI
perlu digagas secara terpadu. Namun begitu, kiranya perlu KAMMI
merangkai seluruh peluang dan potensi masa depan yang menjadi faktor
penentu keberhasilan gerakan kita.
Indonesia
dengan segala sumber daya alam yang ada, sumber daya manusia yang unik,
kekhasan budaya yang beragam merupakan beberapa contoh peluang yang
terus menerus ada dalam realitas kehidupan kita. Point-point tadi memang
biasa digemuruhkan dalam beberapa alasan praktis yang dijadikan peluang
bagi elemen gerakan atau apapun. Bahkan, pada acara National Leadership
Training KAMWIL Jawa Tengah pada tanggal 3-8 Juli 2012 di Wisma Langen
Werdhasih, Semarang, diutarakan oleh Bpk. Ahmad Dzakirin dan Budi
Sektiyono bahwasannya “ketika Indonesia mencabut hubungan diplomatik
dengan seluruh negara kapitalis pun, maka tidak akan membuat Indonesia
lumpuh secara perekonomian,dll”. Oleh karena itu, KAMMI sangatlah perlu
memodifikasi peluang yang berkesinambungan tersebut menjadi titik tolak
menggapai kepemimpinan nasional.
KAMMI
sebagai organisasi amal dan organisasi tauhid semestinya memainkan
peran penting dalam mengatur rencana strategis untuk pembenahan
Indonesia. Berdasarkan visi dan kesesuaian dengan manhaj 1432 H, jenjang
kaderisasi terakhir (Anggota Biasa III) dituntut mampu menjadi idelog
muda masa depan dengan kompetensi pendidikan masing-masing.
Asumsi modeling kaderisasi tersebut, mengharuskan lulusan dari Dauroh
Marhalah III menjalankan fungsi strategisnya yang bermula dari keilmuan
perseorangan.
Saat
ini, KAMMI memandang Indonesia mengalami stagnansi atau kemunduran,
dimana secara sistem ketatanegaraan dan berbagai bidang garapan
Indonesia begitu lemah secara manajerial. Berangkat dari fenomena
tersebut, para ideolog muda (Anggota Biasa III) perlu menggagas format
indonesia baru yang rekonstruktif dan menilik dari berbagai aspek.
Berikut ini adalah tawaran perjuangan KAMMI dengan titik tekan pada
aspek ekonomi.
Aspek
ekonomi menjadi alasan konkret di masa depan, oleh karena indikator
sebuah negara yang kuat adalah dari segi perekonomiannya. Sistem
perkoperasian dapat dijadikan solusi yang orisinil, karena tawaran ini
merupakan intisari identitas ekonomi Indonesia. Point pentingnya
terdapat pada asas yang dimiliki koperasi yang dapat menggerakkan
kelompok menengah dan bawah untuk kemudian bisa mengangkat penghasilan
masyarakat. Hal ini lah, yang membuat koperasi dengan sistem bagi hasil
bisa membuat energi perekonomian Indonesia menguat tajam.
Sumber : http://kammijateng.org/opini/read/tawaran-kammi-untuk-masa-depan/
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar, kritik, dan saran untuk kemajuan bersama. Terima Kasih.